Rabu, 29 Oktober 2014

Edit

Senyum Ibu


Pagi yang cerah

Seindah dan secerah hati ibu..

Senyum yang indah..

Namun sayang

Dibalik senyum itu

Mengandung sesuatu

Aku tak tau sesuatu itu

Apakah itu senyum kebahagiaan

Apakah itu senyum kesedihan

Hanya satu yang ku tahu

Kau tersenyum kepadanya...


By: Mikha


Edit

Penggemar rahasia


Sejauh kaki ini melangkah
Langkah ini selalu salah
Sejauh mata memandang
Tersadar diri takkan terpandang
Langkah ini tertahan
Kala keistimewaan itu menyusup dalam sebuah angan
Mata ini terus menatap
Mencoba menelaah apa yang sejatinya sedang ditatap
Gerak-gerik yang begitu tenang
Sebuah kesabarab yang tersimpan
Tutur lembut yang teruraikan
Memberi sebuah kenyamanan dan kebahagiaan
Mata ini meneliti segala yang ada pada dirinya
Mata itu, bibir itu dan semua yang ada padanya
Adalah sempurna
Namun tetap mencoba tuk melangkah
Dia terlalu sempurna
Hingga menyadarkanku kelemahan jiwa
Menjadikanku kerdil dihadapannya
Dan membuka lebar-lebar sebuah rahasia

Salahkah aku mengagumi hasil ciptaannya
Salahkah aku menjadi penggemar rahasia
Yang takkan diketahui kedok aslinya
Mengingat inci demi inci setiap lakonnya
Menghilang dengan seketika
Kala mata indah itu menyadari ada seseosok mata
Yang tak henti menjelajahi gerak geriknya.
Penggemar rahasia.....!!!!
Salahkah...?
Mengagumi seseorang tanpa mengusik kehidupannya.



By: Richa
Edit

Kau Dan Misteri


Senyum yang indah..

Entah sejak kapan

Aku tak pernah melihat

Senyum itu lagi..

Namun

Tak seperti biasa

Ada sesuatu yang berbeda

Sesuatu yang kau sembunyikan

Aku tak tahu..

Yang aku tahu


Engkau tersenyum kepadaku
Edit

Renungan

3 Hal yang Membuatku Tertawa dan Sedih
(Salman al-farisi r.a)

“Ada tiga orang yang aku heran sehingga membuatku tertawa. Yakni yang mengangan-angankan dunia padahal ia sering diburu kematian. Orang yang lali tetapi tidak mau menerima nasihat dan yang selalu tertawa padahal tidak tahu apakah tuhan semesta alam murka/ridho kepadanya”.
“Dan ada tiga hal yang aku merasa sedih sehingga membuatku menangis. Yakni perpisahan dengan orang-orang tercinta (Nabi Muhammad Saw. Dan golongannya). Huru-hura kiamat dan ketika aku berdiri dihadapan Allah tanpa tahu apakah aku akan diperintahkan masuk surga/neraka”.

By:Riezca badi’ah

Selasa, 28 Oktober 2014

Edit

PEMBARUAN PESANTREN (Opini)

Pesantren merupakan intuisi keagamaan yang tidak lepas dari masyarakat. Terutama masyarakat pedesaan. Karena lembaga ini berkembang dari dan untuk masyarakat. Sehingga sampai saat ini pesantren memiliki pengaruh yang cukup kuat pada aspek kehidupan dikalangan masyarakat.
Pada awal berdirinya, pengabdian pesantren terhadap masyarakat memiliki bentuk sangat sederhana dan bisa dibilang sangat alami. Dengan menyediakan wadah bagi sosialisasi anak-anak dan sebagai tempat bagi remaja yang datang dari berbagai daerah yang sangat jauh untuk menjalani semacam “Ritual Peralihan” dari fase remaja ke fase selanjutnya. Dalam hal seperti ini, pesantren tentu terlibat aktif dalam pengkajian keagamaan dan pola-pola sejenisnya yang sudah pasti dapat dikembangkan dimasyarakat.
Namun, persoalan kian menjadi runyam disaat globalisasi menjadi realitas keseharian yang harus dihadapi umat manusia. Globalisasi merupakan kolonialisme berwajah baru, dengan menawarkan produk-produk yahudi, penetrasi industri lintas negara, perluasan pasar uang, penjajahan barang-barang konsumsi dari dunia pertama ke dunia ketiga. Perjalanan yang dilalui ini telah membuktikan bahwa globalisasi menjadi ajang pertarungan antara yang kuat dan yang lemah, sehingga pesantren dengan teologi yang dianut, ditantang untuk menyikapi globalisasi secara bijak. Pesantren harus mampu mencari solusi jitu yang benar-benar mencerahkan. Karena pesantren bukanlah musium purba yang hanya dapat menyimpan dan melestarikan benda-benda kuno dan unik. Juga bukan penjara dimana tindakan dan pikiran dikontrol habis-habisan.
Pesantren adalah “Laboratorium” tempat segala jenis dan aliran dikaji dan diuji ulang dalam pengamatan ini. Kita akan tercabik diantara harapan dan keputus asaan, semua orang pasti berharap negri kita menjadi negara maju dengan bangsa berperadapan islam. Tentu dalam mewujutkan suatu harapan, kita dituntut untuk berperan aktif. Semangat belajar, bekerja, pantang menyerah dalam mengembangkan potensi yang kita miliki. Demi pesantren dan demi indonesia tercinta. Karena tindakkan nyata yang kecil itu lebih berguna daripada ide raksasa yang Cuma berupa renungan.

By:Fardha
Edit

DEMI MENEPATI JANJI (Opini)

Indonesia adalah suatu bangsa yang sesungguhnya sudah dirintis sejak awal abad ke-20. Dan kebangkitan nasional menjadi salah satu titik penting sebagai langkah awal mencapai kemerdekaan. Sumpah pemuda adalah moment selanjutnya yang dapat menyatukan beragam perbedaan. Hingga akhirnya 17 agustus 1945 menjadi puncak perjuangan indonesia sampai saat ini. Sehingga sudah lebih dari 65 tahun bangsa indonesia menikmati kemerdekaan. Lalu apa arti kemerdekaaan sendiri bagi kita?.
Dalam pembukuan UUD 1945 memiliki sebuah janji yang salah satunya adalah mencerdaskan kehiduapan bangsa. Tidak peduli siapa mereka, apakah orang kaya ataupun orang miskin. Tidak peduli dimana pun dia, di kota, di desa, atau di dalam pondok pesantren. Karena ini adalah sebuah janji yang harus dilunasi untuk setiap anak bangsa indonesia.
Pendidikan dapat dipandang sebagai proses penting untuk memenuhi janji kemerdekaan, namun akan nihil hasilnya jika para pelajarnya sendiri tidak memiliki tekat yang kuat untuk mencerdaskan diri. Bagaimana indonesia akan maju jika mahasiswanya sering bolos kuliah. Padahal kita khususnya mahasiswa INKAFA memiliki tenaga pengajar hebat. Bukan hanya dalam bidang agama, dalam bidang kejuruan pun mereka sangatlah ahli. Sayangnya mahasiswa INKAFA belum menyadari akan hal ini. Sehingga sebagian dari mereka sibuk untuk menyenangkan diri sendiri hanya jika mood mereka baik, mereka akan masuk kuliah. Tak jarang banyak yang bemottokan “seng penting bayar spp”.
Lantas bagaimana dengan pendapat bahwa mahasiswa adalah agent of change? Akankah negri ini berubah menjadi baik, atau malah sebaliknya, berubah menjadi negri yang dipenuhi pemuda-pemuda tanpa kepribadian dan moral. Jika demikian siapa yang patut disalahkan?
Semestinya tidak hanya mahasiswa, dosen pun harus membenahi seluruh sistem yang lama, tidak hadirnya mahasiswa pastilah memiliki sebab, entah external atau internal. Untuk itu menghapus dominasi dosen merupakan langkah penting dalam sebuah pembelajaran. Karena dominasi dosen dalam pembelajaran hanya akan menimbulkan kejenuhan dalam diri mahasiswa dan hal yang perlu diperhatika adalah peningkatan kualitas mahasiswa tidak akan berhasil secara maksimal.
Semua bentuk pembenahan tidak akan terwujud tanpa adanya komitmen bersama. Komitmen inilah yang akan menjaga semangat perubahan untuk mencapai cita-cita bersama menuju bangsa yang lebih baik dmi menepati janji dalam UUD agar terealisasi dngan baik. Sehingga menunjukkan pada masyarakat indonesia bahwa UUD bukan sekedar tulisaan tanpa makna.



By:R.B.A

Senin, 20 Oktober 2014

Edit

SENYUM SANG PAHLAWAN

Siang dibawah terik matahari yang menyengat terasa sendu olehku. Diruang
penuh nuansa putih seputih hati seorang wanita yang terbaring lemah dihadapanku. Kini, tergambar jelas dimataku lekukan wajah keriput miliknya. Dia adalah seorang yang menjadi motivator hidupku, pahlawanku, benar, dia adlah ibuku. Tangannya kusentuh lembut sedikit berharap akan membukakan mata indahnya untukku. Kuamati tubuhnya yang semakin kurus pun kulitnya semakin menyusut, keriput
wajahnya menyiratkan banyaknya pengalaman-pengalaman kehidupan.
Pandanganku menerawang jauh, menembus ruang udara, memutar kembali memori kenangan tiga tahun silam disaat ibu mulai melepasku untuk menuntut ilmu dipondok. Mengingat kasih sayang, ikhlasnya cinta dan pengorbanan yang tak mengharapkan balas jasa.